EN ID

Pendapatan Non-Aero Angkasa Pura Airports Naik Enam Kali Lipat

10 Dec 2014

Kembali ke List


JAKARTA - Pendapatan sektor nonaeronautika (non-aero) Angkasa Pura Airports meningkat sekitar enam kali lipat pada 2014 dibanding 2009. Hal itu tercermin pada realisasi pendapatan non-aero Angkasa Pura Airports pada kuartal III-2014 sebesar Rp 690 miliar dibanding periode yang sama 2009 sebesar Rp 119 miliar.

"Angkasa Pura Airports sudah melakukan transformasi bisnis dengan meningkatkan bisnis non-aero. Ini terbukti dari peningkatan pendapatan perusahaan," kata Marketing and Business Development Director Angkasa Pura Airports Robert D Waloni usai acara BUMN Marketers di Jakarta, Selasa (9/12). Menurut Robert, bisnis airport sangat rapuh bila hanya mengandalkan pendapatan dari bisnis aeronautika.

Untuk itu, perusahaan harus memiliki bisnis non-aeronautika yang bisa menambah value. "Sektor ini sekarang menjadi indikator kuatnya business structure pengelola bandara," ujar dia. Robert menjelaskan hingga kuartal III- 2014 pendapatan non-aero menyumbang sekitar 40% bagi pendapatan perusahaan. Pendapatan non-aero AP I didapat dari bisnis anak usaha seperti Angkasa Pura Logistic, Angkasa Pura Property, Angkasa Pura Retail, dan Angkasa Pura Hotel. Pendapatan non-aero ditargetkan bisa mencapai 45% pada 2015 seiring dengan pertumbuhan anak usahanya yang cukup pesat.

"Perusahaan menargetkan sektor non-aero bisa mencapai 60% dari pendapatan kami tahun 2020. Bahkan, kami yakin tahun 2017 sudah bisa tercapai target itu. Kami terus berdayakan anak usaha agar bisnis non-aero terus berkembang," papar dia. Robert mengungkapkan, pemasukan non-aero terbesar antara lain dari duty free dan makanan di terminal internasional. Pengelolaan bisnis non-aero, lanjut dia, juga lebih sulit dibanding aeronautika (aero) karena membutuhkan business plan yang jelas.

"Kalau pendapatan aero seperti passenger service charge (PSC) kan sudah diatur pemerintah. Secara otomatis, kami mendapat pemasukan. Sementara itu untuk bisnis non-aero kami harus menjual jasa atau barang secara menarik," kata dia. Saat ini, Angkasa Pura Airports menyiapkan Bandara Ngurah Rai (Bali), Sepinggan (Balikpapan), dan Juanda (Surabaya) untuk pengembangan bisnis non-aero, karena ketiga bandara tersebut memiliki potensi yang besar. Tahap berikutnya, Angkasa Pura Airports akan menggarap bisnis yang sama di bandara Banjarmasin, Makassar, dan Semarang.

Selain itu, perusahaan berkaca pada operator bandara di dunia yang memiliki pendapatan non-aero dengan persentase besar. Menurut dia, operator bandara bisa dikatakan sukses jika mampu mengembangkan bisnis tersebut. Sebagai contoh, operator bandara Incheon (Korea Selatan) memperoleh pendapatan non-aero sebesar 60% dan operator Haneda sebesar 65% dari keseluruhan pendapatan perusahaan. "Mereka bisa menekan biaya di airport. Mungkin ini menjadi sesuatu yang baru di Indonesia untuk pengembangan bisnis nonaero," jelas dia. [DSS/Sumber: Investor Daily]

Keatas