EN ID

Bedah Buku "From St. Louis to Seulawah" Karya Jusman Syafii Djamal

03 Apr 2014

Kembali ke List


JAKARTA - Dalam rangkaian peringatan hari jadinya yang ke-50, Angkasa Pura Airports menggelar acara bedah buku "From St. Louis to Seulawah" karya mantan Menteri Perhubungan RI Jusman Syafii Djamal, bertempat di Grha Angkasa Pura I, Kemayoran, Jakarta, Rabu (02/04). Selain dihadiri oleh direksi dan pejabat di lingkungan Angkasa Pura Airports, acara ini juga dihadiri antara lain oleh Sekjen Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Tengku Burhanuddin dan mantan Kepala Staf Angkutan Udara (KSAU) Marsekal TNI Chappy Hakim.

Menurut Jusman, dalam 40 tahun terakhir volume penumpang angkutan udara mengalami peningkatan hingga sepuluh kali lipat. Dalam periode yang sama, peningkatan volume angkutan barang lewat udara bahkan mencapai empat belas kali lipat. "Catatan yang dicapai industri transportasi udara ini memang cukup meyakinkan jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dunia dalam empat puluh tahun terakhir yang hanya meningkat tiga atau empat kalinya. Fakta ini menunjukkan bahwa transportasi udara merupakan sektor ekonomi yang tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan sektor lainnya," urai Jusman.

Berdasarkan hasil studi dari Boeing, Airbus, Japan Aircraft Development Corporation, serta International Air Transport Association (IATA), kesemuanya mengungkapkan hal yang sama, yaitu bila dilihat berdasarkan kawasan, volume lalu lintas udara diprediksikan akan mengalami pergeseran dari kawasan Amerika Utara dan Eropa ke kawasan Asia Pasifik. "Asia Pasifik akan menjadi pusat bagi industri maskapai dan bandara di masa mendatang," tegas Jusman yang merupakan alumnus jurusan  teknik mesin penerbangan ITB ini.

Di Indonesia, peningkatan total market jasa penerbangan rata-rata mencapai hampir 20 persen per tahun. "Angka ini sekitar empat kali pertumbuhan ekonomi nasional. Sebuah fenomena yang mencengangkan banyak kalangan," imbuh lelaki kelahiran Langsa, Aceh Timur, 28 Juli 1954 yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. ini.

Perkembangan industri penerbangan di tanah air juga terlihat dari kepadatan yang terjadi di bandara. Bahkan, Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng menurut Center for Aviation and Innovata (CAPA) tercatat sebagai bandara tersibuk di kawasan Asia Tenggara mengalahkan Bandara Changi Singapura. "Tiga bandara di bawah Angkasa Pura Airports juga termasuk dalam 10 bandara tersibuk di Asia Tenggara menurut CAPA, yaitu Bandara Juanda Surabaya di posisi ketujuh, Bandara Ngurah Rai Bali (8), dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (10)," kata Jusman.

Pada saat Jusman menjabat sebagai Menteri Perhubungan di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I, tercatat lima rancangan undang-undang berhasil diselesaikan menjadi undang-undang, salah satunya adalah Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. "Industri aviasi di Indonesia berubah seiring dengan diimplementasikannya UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan ini. Undang-undang ini adalah undang-undang yang sangat modern. Undang-undang ini menurut saya sudah dapat menjadi pijakan kita dalam memasuki ASEAN Single Aviation Market," kata Marketing and Business Development Business Angkasa Pura Airports Robert D Waloni. [Arif Haryanto]

Keatas