EN ID

Apron Ahmad Yani Akan Tampung Sepuluh Pesawat

20 Jun 2014

Kembali ke List


SEMARANG - Tanah rawa yang dimiliki Kodam IV/Diponegoro tergolong layak untuk pembangunan apron atau parkir pesawat Bandara Internasional Ahmad Yani. Di tanah seluas 61.344 meter persegi, pengembang akan membangun apron dalam skema pembangunan tahap pertama.

Sebanyak 10 pesawat nantinya akan menghuni apron yang ditarget selesai dua tahun itu. Pakar Geologi Universitas Diponegoro, Profesor Sri Prabandiyani mengatakan, dirinya menilai pembangunan Bandara Ahmad Yani yang baru dengan struktur tanah rawa tidak akan berbahaya. "Pelaksanaan pengurukan atau pemadatan tanah di lapangan harus diawasi dan sesuai dengan prosedur," katanya.

Dia mencontohkan beberapa bandara di Singapura dan Jepang yang dibangun juga tidak mengalami masalah. Dia menambahkan, pengembangan bandara akan memberikan dampak yang positif bagi Kota Semarang baik dari segi transportasi maupun industri. Anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Bambang Riyanto mengungkapkan, pengembangan bandara nantinya harus difokuskan untuk fasilitas layanan publik seperti terminal penumpang, ruas jalan dan tempat parkir.

Menurutnya, perbaikan pelayanan tersebut sangat penting mengingat kondisi Bandara Ahmad Yani saat ini yang semakin padat. "Arus lalu-lintas seputar bandara saat ini sudah padat dan macet, sehingga perlu perluasan fasilitas pelayanan publik seperti jalur akses, tempat parkir dan terminal penumpang," kata pria yang juga sebagai dosen Fakultas Teknik Undip itu.

Berwawasan Lingkungan
General Affair dan Communication Section Head Angkasa Pura Airports Cabang Bandara Ahmad Yani, Anom Fitranggono mengatakan, pengembangan bandara diarahkan berwawasan lingkungan. Apron berada di atas tanah rawa yang dipadatkan, sementara sebagian terminal penumpang akan berada di atas rawa atau menyatu dengan lingkungan air rawa.

Dalam maket pengembangan, tampak ruang yang menyatu yakni terminal keberangkatan dan koridor penghubung. Di maket itu tergambar aktivitas penumpang di ruang penghubung bersantai dekat kolam air. "Di terminal selain untuk menunjang sudut pandang ke kolam air juga untuk kolam resapan. Konsepnya ini memang merupakan Eco Airport ," ungkapnya.

Pengembangan bandara saat ini sepenuhnya telah berada pada pihak operator, sehingga sudah tidak ada ganjalan dari sisi kebijakan eksternal. "Sekarang kebijakan pengembangan sudah tidak ada hambatan. Semoga bisa selesai sesuai target," imbuhnya. [Diani Sekaring Sejati/DetikFinance]

Keatas