EN ID

Angkasa Pura Airports Terbitkan Obligasi I dan Sukuk Ijarah I Tahun 2016 Senilai Rp 3 Triliun

17 Oct 2016

Kembali ke List


Jakarta (17/10) - Hari ini, Angkasa Pura Airports, BUMN kebandarudaraan yang mengelola 13 bandara di wilayah tengah dan timur Indonesia, mengumumkan penerbitan obligasi melalui skema Penawaran Umum “Obligasi I Angkasa Pura Airports dan Sukuk Ijarah I Angkasa Pura Airports Tahun 2016” dengan total nilai yang ditawarkan kepada masyarakat sebesar Rp 3 triliun.

Untuk Obligasi I Angkasa Pura Airports Tahun 2016, ditargetkan dapat menghimpun dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp2,5 triliun. Selain itu, perseroan juga melakukan Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Angkasa Pura Airports tahun 2016 dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp500 miliar. Obligasi dan Sukuk Ijarah ini diterbitkan dalam tiga seri di mana Seri A berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan indikasi tingkat kupon Obligasi 7,45% - 8,20% per tahun dan Indikasi Tingkat Bagi Hasil Sukuk Ijarah yang setara dengan 7,45% - 8,20% per tahun, Seri B berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dengan indikasi tingkat kupon Obligasi 7,95% - 8,70% per tahun dan Indikasi Tingkat Bagi Hasil Sukuk Ijarah yang setara dengan 7,95% - 8,70% per tahun, dan Seri C berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan indikasi tingkat kupon Obligasi 8,10% - 8,85 % per tahun dan Indikasi Tingkat Bagi Hasil Sukuk Ijarah yang setara dengan 8,10% - 8,85% per tahun. Kupon Obligasi dibayarkan setiap 3 bulan sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing kupon Obligasi.

Obligasi dan Sukuk Ijarah ini mendapatkan peringkat idAAA dan idAAAsy (Triple A; Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Adapun bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi yaitu PT Bahana Securities, PT BCA Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.

Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Obligasi dan Sukuk Ijarah ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, sekitar 75% akan digunakan untuk pengembangan 5 Bandara yaitu, Bandara Baru Yogyakarta, Bandara Ahmad Yani, Bandara Syamsudin Noor, Bandara Juanda, dan Bandara Sultan Hasanuddin. Sisanya sekitar 25% akan digunakan untuk investasi rutin.

Direktur Utama Angkasa Pura Airports Sulistyo Wimbo Hardjito mengatakan, “Pengalaman, track record, dalam manajemen operasional bandara serta profil perusahaan jasa kebandarudaraan yang baik, membuat Angkasa Pura Airports mendapatkan peringkat Obligasi dan Sukuk Ijarah yang baik. Kami optimis Penawaran Umum ini akan sukses”.

Menurut Wimbo, dukungan yang kuat dari Pemerintah terhadap Angkasa Pura Airports dapat terlihat dari Pemerintah yang mempertahankan kepemilikannya 100% di Perseroan dan suntikan modal yang diberikan berupa penyertaan aset dalam 5 tahun terakhir. “Hal ini dilakukan Pemerintah karena Perseroan ini merupakan BUMN strategis dan pemain kunci yang menyediakan infrastruktur bandara dalam konektivitas antar kepulauan di bagian tengah dan timur Indonesia,” imbuh Wimbo pada acara public expose, Senin (17/10) di Ritz Carlton, Pacific Place.

Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Angkasa Pura Airports Novrihandri menambahkan, “Saat ini Perseroan sedang mengurangi ketergantungan pendapatan dari aeronautika dengan mengoptimalkan pendapatan non-aeronautika, seperti pendapatan dari konsesi, penyewaan dan pergudangan, serta melalui entitas anak yang menunjang pengelolaan bandara dan aset-aset yang dimiliki Perseroan. Pada Juni 2016 komposisi pendapatan aeronautika terhadap pendapatan usaha turun menjadi 58,88% dari sebelumnya pada 2011 sebesar 76,67%, sedangkan komposisi pendapatan non-aeronautika naik menjadi 41,12% dari sebelumnya pada 2011 sebesar 23,33%”.

Novrihandri melanjutkan, “Angkasa Pura Airports memiliki rasio keuangan yang sehat yaitu current ratio pada Juni 2016 sebesar 1,23x. ROA dan ROE Angkasa Pura Airports tetap stabil terjaga di atas 5,0x. Di sisi lain, Debt to Equity Ratio meningkat dikarenakan Angkasa Pura Airports mendapatkan pendanaan dari pihak ketiga sejak tahun 2013. Tetapi Debt to Equity Ratio masih dalam kategori baik.”

Keatas