EN ID

Finance And It Director Menutup Kegiatan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul

21 Nov 2014

Kembali ke List


Jakarta – Program kegiatan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) memasuki tahap evaluasi dokumen akhir pada hari Jumat (21/11). Kegiatan dihadiri oleh Finance and IT Director Gunawan Agus Subrata juga didampingi oleh Operational Director Yushan Sayuti. Acara tersebut juga diikuti oleh pejabat dan staf kantor pusat sejumlah 30 orang dari berbagai unit terkait. Sebelumnya, dalam satu pekan lalu (17-21/11) tim asesor dan unit pelaksana KPKU kantor pusat telah melakukan interview sekaligus kunjungan ke Bandara Sultan Aji M.Sulaiman Sepinggan Balikpapan (19/11) sebagai bentuk liputan langsung lapangan. 


Dalam kegiatan KPKU tahun 2014 ini, tim konsultan terdiri dari Lukman Hakim dari instansi Perum Jaya Tirta, M.Zustira dari Krakatau Daya Listrik, Bayu Prabima dari Bio Farma, Agus Wahyudi dari PT Kereta Api Indonesia dan Bustamek dari PT Barata Indonesia. Dalam sambutan pembukaan, Gunawan Agus Subrata menyampaikan, "Bahwa pelaksanaan kegiatan KPKU yang dilakukan secara periodik ini harus memberikan umpan balik kepada PT Angkasa Pura I untuk mampu meningkatkan pelayanan yang semakin baik. Setiap unit terkait harus memperhatikan masukan yang disampaikan dan menjadi rujukan program kerja".  Dalam kesempatan tersebut disampaikan most strenght PT Angkasa Pura I yaitu tata kelola akuntabilitas tindak manajemen seperti Good Corporate Governence dan Code of Conduct sudah dapat berjalan dengan baik.


Di tahun 2013 PT Angkasa Pura I mampu menjaga Return of Investment (ROI) sebesar 20,26% dan pertumbuhan penumpang pesawat mencapai 9,67%, total layanan kargo naik hingga 7,36% dan pergerakan pesawat tumbuh hingga 7,34%. Pertumbuhan dinamis tersebut cukup mendorong kemampulabaan perusahaan setelah keluarnya pendapatan Aeronautika ATS diserahkan kepada LPPNPI. Secara agregat, revenue PT Angkasa Pura I tahun 2013 mencapai Rp 3,063 trilyun.
Namun demikian, hasil KPKU tahun ini masih mencatat 271 data atau 73% dari 371 indikator yang belum dilengkapi dengan data pembanding. Hal tersebut berakibat belum validnya data yang diajukan oleh perusahaan untuk dipakai sebagai acuan penilaian.[Handy Heryudhitiawan]


Keatas