EN ID

Angkasa Pura Airports Tutup Tahun 2014 dengan Pencapaian Memuaskan

13 May 2015

Kembali ke List


JAKARTA - Kementerian BUMN menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Angkasa Pura Airports pertanggungjawaban tahun buku 2014 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa pagi (12/5). Seluruh Jajaran Direksi dan Komisaris Angkasa Pura Airports hadir dalam rapat yang dipimpin oleh Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham.

RUPS tahun buku 2014 ini bagi Angkasa Pura Airports memiliki arti  sangat khusus. Selain sebagai pertanggungjawaban tahun buku 2014, RUPS kali ini juga menjelaskan pencapaian kinerja sebagai pertanggungjawaban selama periode jabatan direksi di bawah kepemimpinan President Director Tommy Soetomo. "Oleh karena itu, RUPS kali ini juga sebagai pertanggungjawaban tentang pelaksanaan program transformasi perusahaan sebagaimana kontrak manajemen yang kami tanda tangani pada 23 Juli 2010 silam," jelas Tommy.

Menurut Tommy, tahun 2014 menjadi tahun pemenuhan janji janji Angkasa Pura Airports kepada pemegang saham, dimana realisasi dari hasil transformasi mulai terwujud. Tiga bandara utama Angkasa Pura Airports, yaitu Bandara Internasional Juanda Surabaya, Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali telah selesai dikembangkan di tahun 2014 lalu. "Pembenahan ketiga alat produksi tersebut telah memberikan hasil nyata, yaitu adanya peningkatan pendapatan yang sangat signifikan - khususnya pendapatan non-aeronautika - yang meningkat 337% selama kurun waktu 2010 hingga 2014, atau rata-rata bertumbuh 84% per tahun," tambah Tommy.

Sejak tahun 2010, manajemen Angkasa Pura Airports bertekad untuk memperbaiki pendapatan yang tidak hanya bersifat kuantitatif, tetapi juga secara kualitatif. "Hal ini tampak dari perbaikan struktur bisnis perusahaan, dengan menjadikan pendapatan non-aeronautika sebagai  kontributor penting. Secara bertahap, kami tidak terlalu bergantung pada pendapatan sektor aeronautika yang bertumpu pada tarif, seperti airport charges," ungkap Tommy. Di tahun 2014, pendapatan non-aeronautika tercatat Rp 1,9 triliun, naik 79% dari Rp 1,1 triliun di tahun 2013. Hal ini mendorong peningkatan laba operasi sebesar 70%, dari Rp 693 miliar di tahun 2013 menjadi Rp 1,1 triliun di tahun 2014.

Penguatan bisnis non-aeronautika juga dilakukan dengan pembentukan lima anak perusahaan, yaitu Angkasa Pura Hotel, Angkasa Pura Property, Angkasa Pura Logistik Supports, dan Angkasa Pura Retail. Hingga akhir 2014, pendapatan operasional anak-anak perusahaan telah mencapai Rp 641 miliar. "Proporsi pendapatan non-aeronautika Angkasa Pura Airports saat ini telah mencapai 43% dari total pendapatan, jauh meningkat dibanding tahun 2010. “Dengan proporsi demikian, maka Angkasa Pura I telah memposisikan bandaranya setara dengan best practices bandara-bandara terbaik di dunia. Mengingat pada prakteknya, bandara-bandara terbaik di dunia memiliki proporsi pendapatan dari sektor non-aeronautika sedikitnya sebesar 40%," jelas Tommy.

Perbaikan indeks kepuasan pelanggan

Manajemen Angkasa Pura Airports menyadari bahwa peningkatan pendapatan tak mungkin berhasil tanpa adanya perbaikan indeks kepuasan pelanggan atau Customer Satisfaction Index (CSI). Untuk itu, upaya perbaikan CSI dilakukan secara serius dan terencana, dengan fokus pada akselerasi pembangunan dan penyediaan fasilitas, perbaikan sistem operasi bandara, penataan sistem dan manajemen komersial, pembangunan infrastruktur back office dan teknologi informasi, serta pengembangan sumber daya manusia.

Sejak kuartal 2/2012, ketiga bandara Angkasa Pura Airports, yaitu Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali didaftarkan mengikuti pengukuran Airport Service Quality (ASQ) oleh Airport Council International (ACI). Survei ini dilakukan untuk untuk melengkapi survei CSI yang selama ini telah dilakukan oleh Indonesia National Air Carrier Association (INACA). Bandara Sepinggan Balikpapan kemudian menyusul didaftarkan pada kuartal 3/2013. Hasilnya, terjadi peningkatan CSI secara signifikan di bandara-bandara tersebut. "Bahkan, kuartal 4/2014, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menempati peringkat 7 dunia dan Bandara Juanda ada di posisi 10 dunia untuk kategori bandara dengan 15-25 juta pergerakan penumpang per tahun," jelas Tommy. Menurut hasil survei yang sama, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan mendapatkan skor tertinggi secara overall dibanding bandara-bandara di Indonesia lainnya dan menduduki ranking 16 di kelas 5-15 juta penumpang per tahun.

"Dengan segala pencapaian hingga akhir tahun 2014 tersebut, maka visi yang kami canangkan pada 2010 untuk menjadi pengelola bandara berkelas dunia telah dapat dicapai. Kini, Angkasa Pura Airports telah berada di kuadran yang sama dengan bandara-bandara terkemuka lainnya di dunia," tegas Tommy. [YAH]

Keatas