EN ID

Uji Kemampuan Personel, Bandara Pattimura Gelar Latihan PKD

30 Oct 2019

Kembali ke List


AMBON - Pesawat Maleo Air nomor penerbangan MA 105 gagal mendarat di Bandara Pattimura, Ambon. Saat mendarat, pesawat tipe B-737 seri 800 itu  terlihat mengalami ‘swing’’  ke arah kanan, terhempas, dan akhirnya terbakar. Kobaran api terlihat sangat jelas di sekitar landas pacu 22.

Peristiwa ini adalah bagian dari skenario Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) ke-105 yang diselenggarakan oleh PT Angkasa Pura I (Persero) di Bandara Pattimura, Ambon.

Dalam skenario latihan, diceritakan bahwa saat dalam perjalanan menuju Makassar, pilot menemukan indikator mesin utama pesawat sebelah kanan berbunyi sehingga memutuskan untuk kembali ke bandara asal (return to base). Namun pesawat gagal mendarat. Akibatnya, dari 108 penumpang dan 7 kru, 10  orang dinyatakan meninggal dunia, 25 orang luka berat, 17 mengalami luka ringan, dan sisanya sebanyak 48 orang selamat.

Simulasi dibuat sedemikian rupa hingga mendekati kondisi riil, mulai dari mock-up pesawat yang terbakar, proses pemadaman, evakuasi korban dari lokasi kecelakaan, penanganan penumpang, bagasi, sampai dengan penanganan keluarga penumpang. Dan simulasi ini sedikitnya melibatkan 390 orang dari berbagai instansi terkait yang berlatih sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab saat penanganan kecelakaan penerbangan.

“Melalui latihan PKD ini Angkasa Pura Airports ingin memberikan jaminan bahwa kami sebagai pengelola bandara benar-benar siap dalam menghadapi kondisi darurat yang bisa terjadi kapan saja. Semua aspek kami latih dan uji. Mulai dari kemampuan personel, sistem, prosedur hingga keandalan fasilitas. Semua harus terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik,” ungkap Direktur Operasi Angkasa Pura Airports Wendo Asrul Rose.

Menurut Wendo, hal lain yang tak kalah penting bahwa latihan ini juga sebagai ajang untuk memantapkan fungsi koordinasi, komunikasi, komando, dan sinkronisasi  antarinstansi. "Karena dalam penanganan keadaan darurat, dibutuhkan dukungan semua pihak, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan, SAR, AirNav, TNI, Polri, rumah sakit di sekitar bandara, pihak maskapai, ground handling, termasuk  peran media massa,” jelas Wendo.

Simulasi ini  juga menjadi sarana untuk menguji kesesuaian antara Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan – AEP), Dokumen Program Keamanan Bandar Udara (Airport Security Program – ASP), Dokumen Airport Disaster Management Plan (ADMP)  serta Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku di Bandara Pattimura.
General Manager Bandara Pattimura Amiruddin Florensius menyatakan bahwa PKD  merupakan program wajib dari Kementerian Perhubungan yang dilakukan setiap 2 tahun sekali.

Secara keseluruhan PKD berisi 3 rangkaian kegiatan simulasi. Diawali dengan penanganan keamanan di bandara (aviation security exercise) berupa ancaman bom dan upaya aksi penyerangan di lingkungan bandara. Latihan kedua berupa penanganan kebakaran gedung terminal dan gempa bumi. Kemudian ditutup dengan simulasi penanganan kecelakaan pesawat (aircraft accident exercise)

“Selain dilatih dan diuji, juga ada evaluasi terhadap hasil simulasi tersebut. Harapannya agar kami bisa terus meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan, bahkan di saat kondisi darurat,” kata Amiruddin.

Ia juga mengungkapkan PKD ke-105 ini sangat berbeda dari PKD sebelumnya karena untuk pertama kali di Bandara Pattimura simulasi ini dilaksanakan pada sore hingga malam hari.

“Ini menjadi tantangan tersendiri karena tentu saja kondisi di lapangan pada malam hari bisa membatasi ruang gerak dan koordinasi. Pemilihan waktu ini sebagai jawaban bahwa seluruh elemen di Bandara Pattimura akan selalu siap menjamin, menjaga, dan menimalisir berbagai potensi yang dapat mengganggu keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran operasional bandara,” imbuh Amiruddin. [NF]

 

 

Keatas