EN ID
Pilih Bandara
Bandara I Gusti Ngurah Rai Bandara Juanda Bandara Sultan Hasanuddin Bandara SAMS Sepinggan Bandara Frans Kaisiepo Bandara Adisutjipto Bandara Internasional Lombok Bandara Sam Ratulangi Bandara Syamsudin Noor Bandara Ahmad Yani Bandara El Tari Bandara Pattimura Bandara Adi Soemarmo Bandara Internasional Yogyakarta Bandara Sentani
EN ID

Informasi

> Pergi Ke Majalah
Menu Informasi
Berita
PPID Info PKBL Berita Majalah Trafik Info Rekrutmen Tarif Jasa Kebandarudaraan Electronic Procurement Pengalaman Penumpang

Tiga Bandara Akan Dipermak Jelang ASEAN Open Sky

15 Jan 2015

Kembali ke List


JAKARTA -  Angkasa Pura Airports sebagai operator bandara pelat merah akan mengenjot pembangunan 3 bandara kelolaannya menghadapi ASEAN Open Sky di akhir 2015. Bandara yang digenjot untuk dikembangkan ialah Bandara Baru Yogyakarta di Kulon Progo serta perluasan terminal penumpang di Bandara Hasanuddin Makassar dan Bandara Juanda Surabaya. 

Untuk Bandara Baru Yogyakarta, saat ini sudah memasuki tahap pembebasan lahan. "Yang jelas dikembangkan seperti Surabaya, Makassar dan Yogya," kata Direktur Utama Angkasa Pura Airports Tommy Soetomo di acara Seminar ASEAN Open Sky di Graha Angkasa Pura I, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (12/1/2015).

Pengembangan bandara tersebut harus dilakukan untuk menghadapi ASEAN Open Sky. "Kita kejar-kejaran dengan fasilitas. Tugas kita itu sediakan fasilitas dan infrastruktur," jelasnya. Angkasa Pura Airports, kata Tommy, memperoleh angin segar dari pemerintah. Pemerintah berencana menambah suntikan modal kepada BUMN untuk mengembangkan infrastruktur seperti bandara. "Kita bersyukur pemerintah punya perhatian dalam arti alokasi infrastruktur lebih besar, termasuk tambahan modal," sebutnya.

Tommy menjelaskan pihaknya belum mendetailkan besaran suntikan yang diinginkan kepada bandara-bandara prioritas di bawah Angkasa Pura Airports yang sedang dikembangkan. Sebelum ada bantuan pemerintah, Angkasa Pura Airports membiayai pembangunan bandara memakai pembiayaan komersial. "Total capex (capital expenditur/belanja modal) 2015 sekitar Rp 2 triliun. Kita dari kas dan pinjaman," sebutnya. [PDRS/Analisa Daily]

Keatas