EN ID

PROYEK PENUNJANG APEC DITARGETKAN TEPAT WAKTU - BANDARA NGURAH RAI PERLU DIDUKUNG JALAN AKSES

02 Jun 2011

Kembali ke List


Ketiga proyek infrastruktur itu adalah pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai, pembangunan jalan bebas hambatan Nusa Dua-bandara-Denpasar Selatan, dan jalan bawah tanah (underpass) di Simpang Dewa Ruci. Semua proyek tersebut harus sudah rampung paling lambat satu bulan sebelum pertemuan APEC itu berlangsung.

Demikian disampaikan Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Ekonomi Tirta Hidayat, Senin (16/5) di Bali. “Tidak cukup kalau hanya mengembangkan bandara tanpa membangun jalan untuk mengaksesnya,” ujar Tirta.

Pertemuan APEC tersebut akan berlangsung di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, November 2013. Lokasi acara tersebut termasuk kawasan padat dengan jalan yang semakin bertambah macet. Saat ini, kondisi jalan raya di daerah itu rata-rata hanya selebar 6-7 meter. Jalan itu hanya cukup untuk dilewati dua mobil yang berpapasan.

Karena itu, pengerjaan infrastruktur transportasi baru itu dinilai sangat strategis. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan APEC, tetapi juga untuk mendukung Bali sebagai daerah tujuan wisata yang utama.

Tirta mengatakan, pengembangan Bandara Ngurah Rai merupakan prioritas. “Bandara sudah over kapasitas. Terminal hanya mampu menampung 8 juta orang per tahun, tetapi nyatanya tahun 2010 ada 11,1 juta penumpang,” katanya.

Untuk perluasan Bandara Ngurah Rai, pembongkaran rumah dinas yang berada di area pembangunan terminal baru sudah dilakukan. Kemarin, PT Angkasa Pura I menandatangani nota kesepahaman tentang penggantian sebanya 35 unit rumah dinas milik beberapa instansi pemerintah yang terletak di lokasi proyek.

Pada kesempatan itu, Direktur PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo mengatakan, kapasitas terminal Bandara Ngurah Rai akan diperbesar menjadi 18 juta penumpang per tahun. Pembangunan terminal baru itu menelan biaya Rp 1,94 triliun.

Bupati Badung Anak Agung Gede Agung mengatakan, pembangunan fisik jalan bebas hambatan yang menghubungkan bandara itu akan mulai dilakukan tahun ini. Jalan itu akan memiliki panjang 12 kilometer dengan lebar 18 meter.

Rencana pembangunan jalan bebas hambatan tersebut pernah ditentang publik karena dikhawatirkan merusak hutan bakau di jalur pembangunan jalan itu.

“Saya pastikan pembangunan itu tidak akan merusak hutan bakau karena badan jalan berada di atas laut sekitar 2 kilometer dari pinggir pantai,” katanya.

Pembangunan jalan bebas hambatan itu membutuhkan biaya Rp 1,2 triliun. Anggaran itu dikucurkan oleh konsorsium yang terdiri dari PT Jasa Marga Tbk, PT Pelindo, PT Angkasa Pura I, dan Bali Tourism Development Center (BTDC).

Adapun pembangunan jalan bawah tanah di Simpang Dewa Ruci akan dilakukan 2011. Jalan yang dibangun dengan biaya Rp 180 miliar itu dirancang sepanjang 450 meter, lebar 14 meter dan kedalaman 5 meter.

 

Keatas