EN ID

NAIKKAN TARIF, HAPUS HARGA PROMOSI

19 Apr 2011

Kembali ke List


Kondisi ini tak pelak membuat maskapai penerbangan harus melakukan penyesuaian agar kenaikan harga avtur tidak terlalu memberatkan perusahaan, misalnya dengan menaikkan harga tiket.

Marketing and Sales Manager Garuda Indonesia Banjarmasin, Gatot Suryadi mengakui, kenaikan harga minyak sangat memberatkan perusahaan. Fuel surcharge memberi kontribusi sekitar 35 persen dari biaya operasional penerbangan.

Praktis, pihaknya pun terpaksa melakukan penyesuaian tarif dengan kenaikan rata-rata Rp 20-70 ribu. “Sedikit banyak pasti berdampak. Makanya, kita menyesuaikan tarif per tanggal 10 Maret tadi,” ujarnya.

Meski demikian, tarif yang dipatok saat ini menurutnya bisa saja suatu saat turun lagi apabila harga minyak dunia sudah kembali normal. “Kita mengikuti kondisi pasar dunia,” tambahnya. Lain lagi dengan maskapai penerbangan Sriwijaya Air. Kepala Cabang Sriwijaya Air Banjarmasin, Ismahadi yang dihubungi terpisah mengungkapkan, ketimbang menaikkan harga tiket yang memang sangat sensitif di telinga konsumen, pihaknya lebih memilih menghapuskan harga promosi untuk sementara waktu.

Alhasil, harga tiket jurusan Surabaya yang tadinya dikorting menjadi Rp 210 ribu kini menjadi Rp 250 ribu, dan jurusan Jakarta dai Rp 350 ribu menjadi Rp 380 ribu.

“Kalau pakai harga promo, kita tidak bisa terbang,” katanya. Diungkapkannya, hampir 60 persen dari total biaya operasional penerbangan adalah untuk bahan bakar. Otomatis, naiknya harga avtur pasti akan memengaruhi tarif. “Kita tidak bisa prediksi kapan kondisi akan kembali normal. Kalau Libya masih ribut-ribut, maka harga minyak pun tidak akan turun-turun. Kita kan sangat tergantung pada harga minyak dunia,” tukasnya.

Meski demikian, sejak kebijakan baru ini diberlakukan pada awal bulan tadi, ditegaskannya bahwa sejauh ini tidak ada dampak yang berarti terhadap jumlah penumpang.

Keatas