EN ID

Kejar Ketertinggalan, Angkasa Pura Airports Berniat Tambah Kerjasama Internasional

13 May 2014

Kembali ke List


Singapura – Rangkaian kegiatan Tax Free World Association (TFWA) resmi dimulai, Senin (12/5) di Marina Bay Sands Exhibition Singapura. Acara yang dihadiri oleh 872 delegasi pelaku bisnis duty free dan travel retail ini dibuka langsung oleh Erik Juul-Mortensen, President TFWA. "Jika diukur dari nilai global penjualan duty free dan travel retail yang mencapai 60 Triliun USD pada 2013, kawasan Asia Pasifik menghasilkan 22.3 Triliun USD diantaranya," jelas  Erik dalam sambutannya.

Erik menyebut performa duty free dan travel retail di Asia Pasifik sangat luar biasa. Hal ini tidak berlebihan mengingat 6 dari 10 airport dengan penjualan travel retail terbaik ada di Asia. "Performa tersebut belum dapat disamai oleh kawasan mana pun." jelas Erik.

Dalam acara tersebut, Angkasa Pura Airports mendapat kesempatan untuk memberikan sambutan bersama tamu kehormatan lainnya yaitu Jaya Singh (Asia Pasific Travel Retail Association), Julia Gillard (Mantan Perdana Menteri Australia), dan Parag Khana (Praktisi dan Penulis). Momen pembukaan konferensi dimanfaatkan oleh Robert Daniel Waloni, Marketing and Business Development Director Angkasa Pura Airports, untuk memberikan gambaran betapa besar potensi yang dimiliki Indonesia. Dengan nilai PDB sebesar 890 Triliun USD, atau sekitar 2,3% ekonomi dunia, menjadikan Indonesia berada di 10 besar daftar negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Penggerak kekuatan ekonomi Indonesia adalah kelas menengah yang terus tumbuh. Dijelaskan Robert, pada tahun 2012 hanya ada 74 juta penduduk yang berada di kelas menengah, dan tahun ini diperkirakan tumbuh hingga 141 juta penduduk atau sekitar 58,7% dari total populasi.

Ditambahkan Robert, dengan total penumpang 148 juta  tahun lalu, pasar industri aviasi Indonesia adalah yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Angkasa Pura Airports sendiri berhasil melayani 72 juta penumpang pada tahun 2013 lalu. Sementara di sektor non-aero, Angkasa Pura Airports telah merintis bisnis travel retail melalui tender komersial di 3 (tiga) bandara yakni I Gusti Ngurah Rai-Bali, Sepinggan-Balikpapan, dan T2 Juanda-Surabaya. Proporsi pendapatan non-aero pada tahun ini diperkirakan naik hingga 39%. "Hal ini mendorong Angkasa Pura Airports lebih dekat pada targetnya yakni 50% pendapatan non-aero, yang kami harap bisa tercapai di tahun 2017," tegas Robert.

TFWA Conference menjadi momentum yang sangat berharga bagi Angkasa Pura Airports untuk bertukar ide, berbagi pengetahuan seputar industri travel retail, dan membuka peluang bertemu dengan calon mitra usaha yang potensial. Setelah sukses menggandeng Dufry, DFS, Heinneman, Flemingo, dan WHSmith, Angkasa Pura tetap berniat memperluas jaringan kemitraan internasional. "Ini adalah upaya kami mengejar ketertinggalan dari pengelola bandara lain di kawasan Asia. Kami percaya bahwa faktor kuncinya adalah melalui travel retail dan kerjasama internasional." ungkap Robert dalam sambutannya.

Acara pembukaan TFWA kemudian dilanjutkan dengan workshop yang berfokus pada bisnis travel retail di wilayah Asia Timur, Australia-New Zealand, Asia Tenggara, dan India-Asia Selatan.  "Indonesia memiliki segalanya, namun kita masih jauh tertinggal," ujar Robert. Dengan 200 bandara dan 34 di antaranya adalah international gateways, pendapatan Indonesia dari sektor kedatangan wisatawan asing berada di angka 10,3 Triliun USD. Indonesia jauh tertinggal dari Malaysia yang memiliki nilai pendapatan 22,3 Triliun USD dengan hanya 38 airport yang dimiliki. 

Rangkaian kegiatan TFWA masih akan berlanjut. Event ini diharapkan dapat menjadi momen terbaik untuk mempromosikan proyek pengembangan bandara yang akan datang serta kemungkinan kerjasama di bidang travel retail untuk Bandara Ahmad Yani-Semarang, Syamsudin Noor-Banjarmasin, dan The New Yogyakarta International Airport. [Yuristo Ardhi Hanggoro]

Keatas