EN ID

Cegah Wabah Ebola, Bandara Ngurah Rai Dilengkapi Thermo Scanner

19 Aug 2014

Kembali ke List


DENPASAR - Hingga saat ini jalur pintu kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai masih diperketat dengan alat pendeteksi virus Ebola (demam berdarah Afrika). Alat tersebut tidak hanya digunakan untuk memeriksa warga asing asal Afrika namun seluruh warga yang datang dari luar negeri maupun transit, dilakukan tes pendeteksi virus tingkat tingginya demam.

Co-Manager Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Gusti Ngurah Ardita mengatakan bahwa pihaknya akan tetap fokus dan siaga dengan bahaya masuknya virus ebola kepada seluruh unit dibandara. Intinya agar selalu melakukan monitor khususnya bagi wisatawan yang berasal dari Afrika. "Sejauh ini kita beritahukan kepada seluruh unit di bandara untuk tetap melakukan monitoring baik dari pihak airline maupun petugas-petugas angkasa pura," ujar Ardita.

Menurut Ardita, kekhawatiran berlebihan akan adanya wabah ebola tersebut sampai saat ini tidak ada. Namun, tetap harus diantisipasi seperti dipastikan jalur penyebaran ebola dari mana yang dikira dilewati maskapai-maskapai. Sampai saat ini belum ditemukan adanya indikasi penumpang yang terlihat mengenai ebola. "Kita melihat perkembangan kondisi lapangan kedepan, secara bertahap apabila diperlukan maka tidak menutup kemungkinan termal scand akan dikondisi tergantung perkembangan lebih lanjut," kata Ardita.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya menjelaskan Pemerintah Provinsi Bali sudah melakukan berbagai langkah untuk mencegah masuknya virus Ebola ke Bali. "Kita sudah menerima surat edaran dari Kementerian Kesehatan untuk melakukan langkah antisipasi. Untuk di Bali, sebelum ada surat edaran dari Kementerian Kesehatan pun, kita sudah selalu waspada. Saat ini seluruh tenaga medis siaga selama 24 jam di seluruh pintu masuk Bali," ujarnya di Denpasar, Senin (18/8), kemarin.

Menurutnya, pengetatan pemeriksaan terutama untuk tamu-tamu dari negara terpapar. Bandara Ngurah Rai menjadi lokasi yang sangat penting untuk melakukan pemeriksaan. Saat ini alat pengukur suhu tetap beroperasi secara maksimal di Bandara Ngurah Rai. Menurut Suarjaya, negara terpapar yang sebelumnya di Afrika namun kini sudah ditemukan di Arab Saudi.

Itulah sebabnya, beberapa wisatawan dengan penerbangan langsung dari Arab akan diwajibkan masuk melalui pemeriksaan medis, masuk melalui alat thermo scanner. Sekalipun thermo scanner tidak mengetahui apakah terinfeksi virus ebola, namun minimal petugas medis mengetahui gejala awal dengan suhu tubuh yang terukur. "Kita juga mewaspadai para jemaah haji baik yang akan pergi maupun yang sudah kembali. Kita sosialisasikan soal ebola dan bagaimana upaya pencegahannya," ujarnya.

Arab sudah masuk menjadi negara terpapar sehingga seluruh jemaah haji harus mengetahui hal tersebut. Ia menegaskan, selama ini belum ada temuan baik wisatawan maupun jemaah haji yang terpapar ebola. Bila menemukan adanya gejala ebola, maka pasien tersebut akan segera diisolasi untuk menjalani pemeriksaan selanjutnya. Ruang isolasi itu sudah disiapkan di RSUP Sanglah Denpasar. "Fasilitas ruang islolasi cukup lengkap. Kita akan memperlakukan sama dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya, seperti pasien yang terduga virus Mers, Sars, flu burung, dan sebagainya," tegasnya.

Bahkan, petugas di RSUP Sanglah juga sudah menyiapkan berbagai perlengkapan dan penanganan bila ternyata ada ebola masuk Bali. 4 Ruang isolasi beserta staf khusus telah disiapkan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali untuk mengantisipasi penyebaran virus ebola. Dalam ruang isolasi juga disiapkan sejumlah perangkat medis khusus untuk menangani penyakit menular. "Sejauh ini, pihak RSUP Sanglah juga telah berkoordinasi dengan pihak Bandara Ngurah Rai dan sejumlah pelabuhan di Bali," Imbuhnya. [Pardika Dewi RS/Sumber: Merdeka.com)

Keatas