Balikpapan - Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk Ishak mengindikasikan
bahwa nama Sultan Aji Muhamad Sulaiman akan menggantikan nama Bandara
Sepinggan pada saat diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
nantinya. "Saya sudah menghadap Bapak Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono untuk meminta beliau meresmikan bandara ini dan beliau
bersedia untuk meresmikannya tetapi setelah kegiatan pemilu....Grand
openingnya akan dilakukan oleh Bapak Presiden. Tunggu tanggal pastinya," katanya dalam sambutan syukuran pengoperasian terminal baru (soft
opening), di Balikpapan, Sabtu.
Menurut dia, pihaknya telah
menyosialisasikan nama itu. "Kita akhirnya menyepakati nama ini yang
mendapat dukungan Wali Kota, Ketua DPRD Balikpapan dan seluruh komponen
masyarakat Balikpapan....Kita harus menempatkan leluhur kita di tempat
yang terhormat." Awang menggambarkan langkah orang Balikpapan ini
seperti menyusul orang Bugis, Riau, Aceh, Palembang, Ternate, Batam,
dan Lampung dalam menamai bandara mereka masing-masing dengan
tokoh-tokoh kearifan lokal sehingga lahirlah nama seperti bandara Sultan
Hasanuddin, Syarif Kasim II, Iskandar Muda, Sultan Mahmud Badaruddin
II, Sultan Babullah, Hang Nadim dan Radin Inten II.
Dengan
selesainya pembangunan infrastruktur bandara bertaraf internasional
yang dikerjakan sendiri ini menjadi kebanggaan Kaltim dan diharapkan
agar dilakukan pengelolaan bandara dengan pelayanan kelas dunia. Ia
menghargai kerjasama Angkasa Pura Airports dalam menjaga image performance yang telah dirintis oleh General Manager Bandara Sepinggan Wendo Asrul
Rose yang pujinya karena transparansi sehingga boleh dijadikan benchmark
untuk seluruh proyek di Kaltim.
"Ke depan panjang landasan pacu
akan ditambah lagi dari 2500 meter menjadi 3250 meter yang lahan
reklamasinya sudah dipersiapkan, serta telah dipikirkan pula
infrastruktur penunjang lainnya," katanya. Awang mencita-citakan
terwujudnya jembatan udara Kaltim yang menghubungkan Balikpapan dengan
daerah lain di pedalaman dan perbatasan sehingga diperlukan pembangunan
lebih banyak lagi landasan pacu minimal dengan panjang 1800 meter yang
bisa didarati pesawat ATR 72 Garuda dan Hercules TNI.
Ia yakin
dengan memacu pembangunan infrastruktur maka target percepatan
pembangunan ekonomi Indonesia khususnya di Kaltim, yang termasuk koridor
ketiga nasional proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembanguan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) dapat tercapai, mengingat sumber daya alam
Kaltim yang melimpah. Kaltim memiliki keunggulan komparatif
dibanding daerah lain sebagai penghasil minyak dan gas lebih dari 37
persen nasional, 222 juta ton batu bara, dan perkebunan yang luasnya 1,3
juta hektar. [Diani Sekaring Sejati] (Tempo)
Up