EN ID

Sistem Keamanan Bandara di Indonesia Terintegrasi Pada 2025

08 May 2014

Kembali ke List


Jakarta - Kementerian Perhubungan menargetkan sistem keamanan di semua bandara Indonesia sudah terintegrasi pada 2025. "Dalam sisi investasi belum, bicara sistem intergrasi semacam itu, studinya akhir tahun terwujud. Kita nanti akan mempelajari aspek-aspek fasilitas, sumber daya manusia dan prosedur-prosedur apa yang disiapkan, ini perlu regulasi dan biaya," kata Direktur Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan Yusfandri Gona dalam seminar bertema "Modernisasi Kebijakan Global ICAO dan Program Keamanan Penerbangan Berbasis Aplikasi Teknologi Modern" di Grha Angkasa Pura I, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (8/5).

Berdasarkan rencana induk Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, pengintegrasian sistem keamanan bandara tersebut dilakukan bertahap. Terobosan itu bakal diterapkan terlebih dahulu di semua bandara internasional pada 2019. Enam tahun kemudian, tepatnya 2025, diperluas penerapannya ke semua bandara di Tanah Air. Setidaknya ada enam persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dulu sebelum sistem keamanan bandara disatukan,  yakni penguatan organisasi, kerangka aturan, kapasitas sumber daya manusia, promosi dan publikasi sistem keamanan nasional. Kemudian, sistem keamanan penerbangan yang terintegrasi dengan ICT, dan revitalisasi infrastruktur bandara.

Sejauh ini, ada lima bandara yang akan dijadikan proyek percontohan. Yakni, Soekarno-Hatta (Cengkareng), Juanda (Surabaya), Kualanamu (Medan), I Gusti Ngurah Rai (Bali), dan Hasanudin (Makassar). "Nanti kita cocokan dengan master plan. Memang di master plan kita tercatat ada lima bandara tersibuk," jelasnya. [Diani Sekaring Sejati/Merdeka.com]

Keatas