EN ID

Dukung Target Kunjungan 1 Juta Wisman ke Jatim pada 2025, Angkasa Pura Airports Gelar FGD Pariwisata di Surabaya

27 Jul 2017

Kembali ke List


SURABAYA -  Angkasa Pura Airports menggelar kegiatan Collaborative Destination Development (CDD) sebagai upaya mendukung pengembangan potensi pariwisata Jawa Timur di Surabaya, Kamis (27/7/2017) pagi. Kegiatan ini juga dilakukan sebagai upaya mempercepat pencapaian target 1 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jawa Timur pada 2025, sesuai dengan tema CDD kali ini, yaitu “Preparing East Java for 1 Million Foreign Tourist Arrivals in 2025”.

CDD merupakan program inisiatif Angkasa Pura Airports dengan format focus group discussion (FGD) sebagai forum kolaborasi para pemangku kepentingan pariwisata di wilayah operasi Angkasa Pura Airports, yaitu di wilayah tengah dan timur Indonesia. Forum kolaborasi ini bertujuan untuk mendorong pengembangan potensi industri pariwisata daerah agar dapat menghasilkan output yang nyata.

“Pariwisata merupakan salah satu industri yang digencarkan oleh Presiden Joko Widodo untuk dipromosikan selain perdagangan dan investasi.  Angkasa Pura Airports sebagai salah satu pemangku kepentingan di industri pariwisata yang berperan untuk mewujudkan konektivitas udara, berupaya lebih jauh lagi dengan menginisiasi kegiatan Collaborative Destination Development ini. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkolaborasikan seluruh pemangku kepentingan pariwisata di daerah, khususnya Jawa Timur, agar potensi pariwisata daerah makin berkembang,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura Airports Danang S. Baskoro.

Danang mengatakan bahwa kunci sukses di industri aviasi dan pariwisata adalah pengembangan kolaborasi antara program maskapai, program pemerintah, program pelaku industri pariwisata, dan program yang diinisasi pengelola bandara. Senada dengan Danang S. Baskoro, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura Airports Moch. Asrori mengatakan bahwa pengelola bandara harus menginisiasi kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pelaku bisnis pariwisata instansi terkait dalam mengembangkan industri pariwisata daerah.

“Secara khusus, pengelola bandara juga harus dan membuka akses seluas-luas bagi penyedia layanan agen perjalanan di bandara. Selain itu, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diperlukan untuk meningkatkan efektifitas koordinasi, komunikasi, integrasi dan pengendalian antar pelaku bisnis dan periwisata terutama Angkasa Pura Airports,” ujar Asrori.

Terkait target kunjungan 1 juta wisatawan mancanegara (wisman) ke Jawa Timur pada 2025, Asrori menyatakan optimismenya. “Jika melihat pertumbuhan pergerakan penumpang mancanegara selama beberapa tahun terakhir, kami optimis dapat mencapai target 1 juta kunjungan wisman ke Jawa Timur pada 2025, bahkan dapat tercapai lebih awal. Pada 2016, terdapat 612.412 kunjungan wisman melalui Bandara Juanda, naik 32% dibanding jumlah kunjungan wisman pada 2015 yang sebanyak 463.596 wisman. Bahkan pertumbuhan kunjungan wisman 2015 dibanding 2014 naik cukup signifikan yaitu 54%, di mana pada 2014 jumlah kunjungan wisman hanya sebesar 300.009 orang,” jelas Asori.

Lebih lanjut Asrori mengatakan, “Kami selaku pengelola bandara mendukung penuh rencana dan target Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mendatangkan wisatawan ke Jawa Timur. Angkasa Pura I senantiasa memberikan perhatian khusus pada pengembangan daerah, mendorong sinergi dengan Pemerintah Daerah, Kementerian Pariwisata, maskapai penerbangan, serta pemangku kepentingan lain untuk mengambil peran penting dalam usaha penyediaan kapasitas infrastruktur dan konektivitas sisi udara”.

Bentuk dukungan lainnya, ujar Asrori, adalah pemberian insentif bagi maskapai yang membuka atau menambah rute baru berupa penggratisan biaya pendaratan (landing fee). “Kami mendorong para maskapai untuk membuka rute baru atau menambah frekuensi terbang dengan memberikan insentif penggratisan landing fee. Dengan bertambahnya rute baru dan frekuensi terbang, maka pergerakan penumpang akan bertumbuh yang pada akhirnya diharapkan akan mendorong industri pariwisata daerah,” kata Asrori.

Saat ini terdapat banyak destinasi wisata dan potensi wisata lainnya di Jawa Timur yang dapat dioptimalkan lebih baik lagi, seperti Gunung Bromo, Gunung Semeru, Kawah Ijen, Gili Iyang, Gili Labak, Pantai Sembilan Gili Genting.

Forum kolaborasi para pemangku kepentingan pariwisata di Jawa Timur ini melibatkan jajaran pemerintah pusat yang diwakili oleh Kementerian Pariwisata dan pemerintah daerah seperti Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur, dan perwakilan pemerintah kota/kabupaten sekitarnya. Selain itu kegiatan ini juga melibatkan para pelaku bisnis seperti  maskapai penerbangan, Association of Indonesian Tours and Travel Agent (ASITA) Jawa Timur, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, dan pelaku usaha di bidang pariwisata lainnya.

Asrori mengharapkan dukungan dari semua pihak melalui forum ini untuk dapat menangkap peluang serta menjawab tantangan bisnis pariwisata di Jawa Timur. “Dengan adanya kolaborasi dan koordinasi dengan semua pihak, diharapkan dapat tercipta kontribusi yang nyata untuk peningkatan perekonomian Provinsi Jawa Timur secara luas,” ujar Asrori.[DR]

Keatas