EN ID

Angkasa Pura Airports Hadirkan Pusat Layanan Informasi bagi Warga Terdampak Pembangunan Bandara Baru Yogyakarta

05 Feb 2018

Kembali ke List


KULON PROGO, 5 Februari 2018 - Angkasa Pura Airports secara resmi membuka Pusat Layanan Informasi (help desk) bagi warga terdampak pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo, Senin (5/2/2018). Help desk ini berada di Kantor Proyek Pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Jalan Raya Wates -Purworejo Km. 1, Tanggalan, Palihan, Wates.

“Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan beroperasi tahun 2019 mendatang. Sebagai pemegang amanat dan pemrakarsa pembangunan bandara ini, kami sejak awal telah berupaya untuk mengedepankan aspek komunikasi dan dialog kepada pihak-pihak terkait. Dan hari ini, untuk lebih memaksimalkan pendekatan komunikasi dan membuka saluran informasi terkait kebutuhan para warga terdampak pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta, Angkasa Pura I secara resmi menghadirkan pusat layanan informasi atau help desk,” kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura Airports Devy  W. Suradji.

Hadirnya help desk ini merupakan respon terhadap tingginya permohonan layanan informasi yang tepat dan jelas terkait proses konsinyasi pembayaran atas lahan milik warga terdampak pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta. Juga untuk menjawab dan memberikan penjelasan terkait lapangan kerja dan potensi usaha di Bandara Internasional Yogyakarta nantinya.

Help desk ini merupakan hasil kerjasama Angkasa Pura Airports dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo serta stakeholder terkait lainnya, seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan kontraktor pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta.

"Help desk ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang prosedur dan proses konsinyasi pembayaran ganti kerugian serta mengawal pemenuhan hak-hak warga terdampak, sehingga akan terbuka ruang dialog antara warga dengan  Angkasa Pura I, Pemkab Kulon Progo, BPN, kontraktor pembangunan, maupun pihak terkait lainnya," imbuh Devy.

Menurut Devy, terbatasnya ruang dan waktu membuat pihak pemrakarsa pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta dan warga terdampak sulit untuk berdialog. “Untuk itulah help desk ini hadir, yaitu sebagai tempat berdialog sekaligus sarana bagi warga dalam menyampaikan masukannya. Sehingga warga akan mendapatkan informasi yang jelas dan gamblang, serta meminimalisir informasi yang meresahkan atau simpang-siur,” kata Devy lagi.

Senada dengan Devy, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan bahwa setiap harinya keluhan dan pertanyaan warga akan direkam di help desk ini untuk ditindaklanjuti dan dicarikan solusinya. “Help desk menjadi suatu forum diskusi dan urun rembuk untuk menyelesaikan masalah. Tidak ada masalah yang kami sepelekan sehingga setiap masalah harus diselesaikan dengan baik. Suara hati masyarakat sekecil apapun harus kita dengarkan dan ditindaklanjuti untuk dicarikan penyelesaian,” ujar Harto Wardoyo.

Selain itu, melalui help desk para warga terdampak dapat memperoleh penjelasan dan pemahaman dalam mempersiapkan diri menyambut hadirnya Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo. “Persiapan diri ini dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bersaing memasuki peluang kerja dan peluang usaha. Peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan warga ini terbuka sejak tahap konstruksi maupun setelah Bandara Internasional Yogyakarta beroperasi,” tambah General Manager Angkasa Pura Airports Kantor Cabang Bandara Internasional Adisutjipto Agus Pandu Purnama.

Menurut Pandu, pada hakekatnya pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo ini memiliki cita-cita besar untuk meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat Yogyakarta, khususnya masyarakat Kulon Progo. Bandara yang pada pembangunan tahap pertama akan memiliki kapasitas 14 juta penumpang per tahun ini dipastikan akan membuka  kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi ribuan masyarakat, baik lapangan kerja dan berusaha di dalam bandara,  yang berkaitan dengan operasional bandara, maupun yang tidak secara langsung berhubungan dengan operasional bandara,“ ucap Pandu.

Untuk meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan kemampuan warga dalam menyongsong peluang kerja dan peluang usaha tersebut, Angkasa Pura Airports telah memberikan program pelatihan kewirausahaan dan pelatihan keterampilan. “Bahkan saat ini juga telah banyak warga terdampak yang telah membeli lahan baru dan mulai bertani kembali. Selain itu juga ada petani yang telah sukses beralih profesi menjadi pengusaha catering dan laundry,” Pandu mencontohkan.

Terkait dengan informasi lapangan kerja dan peluang berusaha itulah, Angkasa Pura Airports menghadirkan help desk ini. “Help desk bertujuan sebagai penyambung komunikasi kepada masyarakat terkait dengan informasi peluang kerja dan peluang usaha. Diharapkan masyarakat semakin paham dan memililiki pemahaman bersama mengenai keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta,” harap Pandu.

Mekanisme pelayanan help desk ini mengusung konsep pelayanan terpadu satu pintu. Seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) memiliki petugas perwakilan di sini. “Alur pelayanan help desk ini mekanismenya dimulai dari warga pemohon yang datang akan dibantu oleh petugas help desk. Petugas tersebut akan mencatat identitas dan informasi si pemohon. Kemudian, informasi yang diinginkan akan diteruskan kepada pihak-pihak terkait berdasarkan kebutuhan informasinya,” rinci Pandu.

Selanjutnya, petugas akan memberikan penjelasan atau tanggapan secara langsung kepada pemohon. Jika permasalahan tidak dapat dijelaskan secara langsung, maka petugas akan memberikan tindak lanjut maksimal tiga hari sejak informasi dimohonkan. Seluruh informasi yang masuk dalam layanan help desk akan dicatat dalam database milik Angkasa Pura Airports, Pemkab Kulonprogo, BPN, serta kontraktor pembangunan. [AH]

 

Keatas