EN ID

Dukung Bandara, Pakualaman Siapkan Tiga Pilihan

03 Jun 2013

Back to List


YOGYAKARTA - Pura Pakualaman memberikan beberapa opsi untuk memuluskan rencana pembangunan bandara internasional di Yogyakarta, yang bakal banyak memakan tanah Pakualaman Ground (PAG) di Kecamatan Temon, Kulonprogo, Yogyakarta.

Bayudono, orang yang diberi kuasa oleh Pura Pakualaman, menjelaskan sejauh ini belum ada pembicaraan intensif dengan Pemerintah Provinsi DIY maupun dengan PT Angkasa Pura I (Persero) mengenai pemakaian lokasi PAG di Temon. Toh, lanjutnya, lokasi definitif bandara juga belum diputuskan.

Angkasa Pura I baru melakukan kajian dari sisi topografi, kemudian diajukan ke Kementerian Perhubungan sebagai syarat pembangunan bandara. Namun, menurut mantan Staf Ahli Gubernur DIY itu, opsi pemberlakuan sewa menyewa atas tanah PAG pernah muncul. Opsi lain adalah bagi hasil. Yang terakhir, pinjam pakai dengan harga sewa relatif murah.

Dia menambahkan dari sejumlah opsi itu, akan dilihat mana yang lebih menguntungkan masyarakat. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan Pura Pakualaman tidak akan komersial memanfaatkan proyek berskala nasional itu. "Jadi enggak kaku seperti sewa-menyewa per meter," kata Bayudono saat ditemui di Kompleks Pagelaran, Keraton, Jogja, Minggu (2/6).

Tapi dia tak dapat menyebut berapa taksirannya. Apakah diberlakukan sama ketika warga meminjamnya, Bayudono mengaku sampai sekarang belum ada pembicaraan lebih lanjut soal itu di Pura Pakualaman. Bayudono mengatakan PAG di pesisir selatan Kulonprogo setidaknya tercatat ada 400 hektare, tapi detailnya ia pun tak mengetahui persis berapa luasannya. "Kan baru mau diinventarisasi tanahnya," tuturnya.

Lokasi PAG itu sebelumnya sudah direkomendasikan ke Angkasa Pura I oleh Pemerintah Provinsi DIY, dengan harapan dapat meminimalisasi kegagalan pembangunan, mengingat persoalan pembebasan lahan menjadi masalah yang rumit dalam setiap megaproyek. Di lokasi itu hanya terdapat 165 keluarga yang perlu dibebaskan lahannya.

Ahmad Subangi, anggota DPRD DIY daerah pemilihan Kulonprogo, mengaku sejauh ini belum pernah diajak bicara soal pembangunan bandara. Tapi, ia mendengar langsung dari Sultan (Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X) lokasi paling kuat adalah wilayah yang status tanahnya PAG. Oleh karenanya dia minta agar masyarakat di sana diidentifikasi. (Arif Haryanto / Sumber: Solo Pos)



Up